Makanan ringan
berbahan kacang ini adalah makanan khas Kotagede. Selain enak, makanan ini juga
bergizi karena mengandung vitamin yang berasal dari kacang-kacangan. Yangko juga
sangat cocok di jadikan sebagai makanan yang disajikan untuk para tamu atau
acara keluarga. Yangko juga tersedia dalam berbagai rasa, dari rasa nangka
hingga rasa durian. Makanan ringan yang mempunyai tekstur kenyal ini berukuran
kecil persegi. Setiap satunya dibungkus dengan kertas minyak. Kemudian di
letakkan di dalam dos.Yangko cukup menjadi makanan akternative yang disukai
banyak orang.Selain di Kotagede Yangko juga mudah diperoleh di berbagai toko
oleh-oleh di Jogja.
Salah satu
makanan kecil tradisional Kotagede. Makanan ini dibuat dari bahan-bahan: beras
ketan, daging sapi dan kelapa. Bumbu yang diperlukan, antara lain: bawang
merah dan bawang putih, ketumbar, salam, laos dan gula. Cara membuat: beras
ketan di dang (kukus) di karu kemudian di tambahi dengan
santan kental dan kemudian dimasak lagi. Bumbu-bumbu dihaluskan, daging di cacah
ditambah dengan bumbu, lalu disangrai hingga kering. Ketan diisi dengan daging
dan dibentuk segi empat memanjang, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan
diikat dengan iritan bambu. Langkah terakhir makanan yang telah siap
tadi dikukus hingga masak.
Makanan
tradisional khas Kotagede yang dibuat dari bahan tepung beras dengan bumbunya:
telur, gula pasir, mentega/minyak kelapa, vanili, kayu manis jangan yang
dihaluskan, dan santan.
Cara
membuatnya: telur dan gula dikocok sampai rata, kemudian tepung dan vanili
dimasukkan diaduk-aduk sampai rata, setelah itu dimasukkan ke dalam cetakan
berbentuk kembang waru dan di pan dengan dioseri (diolesi) mentega/ minyak
kelapa. Makanan ini disajikan dan disimpan ke dalamlodhong/toples. Salah satu
pengusaha roti kem¬bang waru yang masih bertahan, adalah “Roti Kembang Waru Bu
Teguh” , beralamat di Bumen RW 06/24 Kotagede. Untuk memperoleh roti kembang
waru Bu Teguh, harus memesan terlebih dahulu (tidak menjual bebas di pasaran)
![]() |
Kembang Waru |
Makanan khas
Kotagede dengan bentuk seperti cincin. Setelah digoreng, kemudian ditaburi
de-ngan tepung gula pasir. Cara membuat: Bahan utama ma-kanan dari tepung
terigu, dicampur dengan air santan, bumbu, dan garam. Setelah menjadi adonan
yang kental dan liat, kemudian di-pilin dengan kedua tangan dan di-bentuk.
Bahan yang telah dibentuk tersebut, lalu dimasukkan ke dalam penggorengan
dengan minyak yang banyak.Setelah matang, segera dimasuk-kan ke dalam tepung
gula pasir, diaduk-aduk sampai rata. Setelah rata makanan siap untuk
dihidangkan.
Makanan
tradisional khas Kotagede yang masih tetap eksis sampai saat ini. Dibuat dari
bahan ketan, santan, garam, gula dan pewarna hijau dari bahan daun pandan. Di
dalamnya terdapat enten-enten (parutan kelapa dicampur dengan gula jawa) dan di
panggang menggunakan lapisan daun pisang ta-pa minyak.
Cara membuatnya
bahan-bahan tersebut dicampur dan diadukaduk sampai rata sambil dan kekentalan
yang diinginkan. Adonan kental dan liat ini kemudian di-bentuk mirip kipas
dengan ukuran ± 4 x 2 cm, di dalamnya diberi isian enten-enten. Setelah selesai
siap untuk dibakar.
Sejarah
makanan tradisional Kotagede cukup panjang. Dalam kitab Centini disebutkan
makanan yang disebut kupo, yang sekarang disebut sebagai kipa. Juga dalam buku
karangan De Graaf disebutkan makanan khas tradisional yang biasa disajikan
bagi para tamu. Dari sejarah lisan dapat diketahui bahwa Panembahan Senapati
ternyata menyukai jenis makanan tertentu yang sekarang sering dijadikan
bancaan atau sesaji waktu ada orang Midhang atau tirakat di sekitar Makam
Panembahan Senapati.
Mengenai asal-usul
nama kipa, menurut beberapa penduduk, karena para bangsawan yang disuguhi
kipa dan menyantapnya, lalu bertanya “iki apa” ? Lama-lama makanan itu lebih
dikenal dengan nama kipa. Dalam perkembangannya kini, makanan ini masih diteruskan
generasi berikutnya oleh keluarga Mulyo Wiharto dan adiknya Gito Suharjo.
Mulyo Wiharto diteruskan oleh anaknya bernama Supardi yang tinggal di Kampung
Mranggen.
![]() |
Kipo |
0 komentar:
Posting Komentar